Kamis, 15 Desember 2011

Wahai Ukhtifillah


Katakanlah kepada wanita beriman : ”Hendaklah menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.....” (An-Nur : 31)
”Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin : ”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab : 59)

Sahabat, mari kita renungkan dua ayat di atas. Adalah perempuan-perempuan masa jahiliyah (sebelum datangnya Islam) berpakaian yang tidak terhormat, tidak sopan, tidak menutup aurat. Sama halnya dengan pakaian para budak mereka. Sehingga, merekapun diganggu, karena dikira mereka seorang budak. Perempuan terhormat sama halnya dengan budak karena pakaiannya menampakkan aurat. Oleh sebab itu Allah menyuruh kita, orang-orang mukmin untuk menutup aurat, agar berbeda, agar mudah dikenali, dan merupakan identitas kita sebagai seorang muslimah. Subhanallah, betapa Allah begitu memuliakan kita. Tapi, lihatlah hari ini, disekitar kita, bahkan mungkin kita sendiri, kehilangan identitas sebagai seorang muslimah.

Sahabatku, pernahkah kita berfikir, jika kita mati esok hari, bekal apa yang akan kita bawa? Mari lihatlah diri kita, perilaku kita, pakaian kita, apakah sudah sesuai syari’at? Sudahkah sesuai aturan Allah? Mari jawab bersama...
Kebanyakan manusia punya hati, tetapi tidak dipakai untuk mengerti. Punya mata tapi tidak digunakan untuk melihat, punya telinga tapi tidak dipakai untuk mendengar. Seharusnya berbagai cobaan dan musibah yang telah kita alami tidak membuat kita kehilangan hati kita. Allah harus selalu ada dalam hati kita. Begitu luas lautan kasih sayang Nya, hanya saja kita terlalu kerdil untuk memahaminya.

Sahabat, maka nikmat apa lagi dan mana lagi yang akan kita dustakan hari ini? Pernah kah kita berfikir, mengapa Allah masih mengizinkan kita hidup hingga detik ini? Ya, UNTUK BERUBAH. Berubah ke arah yang lebih baik. Berubah karena Allah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar