“Wahai
orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan“.
(QS. A-Hasyr
(59) : 18)
Menurut tafsir
Ibnu Katsir, ayat di atas merupakan panggilan lembut dari Allah. Dalam tafsir
tersebut disebutkan bahwa : Hisaplah diri kalian,sebelum kalian dihisap di
Yaumil Akhir. Lihatlah amal-amal shalih yang telah kalian tabung untuk kalian
pada hari kembali kalian. Ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa saja yang
ada pada diri kalian.
Allah SWT juga
berfirman :
“Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.
Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk
(keselamatan) dirinya sendiri, dan barangsiapa tersesat maka sesungguhnya
(kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus
seorang Rasul. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah),
tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri ) itu, maka
sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian kami
binasakan sama sekali (negeri itu). Dan berapa banyak kaum setelah Nuh, yang
telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Yang Maha Mengetahui Maha Melihat
dosa hamba-hamba-Nya. Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi),
maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang
yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka
Jahannam, dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan
barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya
dibalas dengan baik“.
Dalam sebuah
hadits Qudsi, Allah berfirman :
”Wahai bumi,
penuhilah orang-orang yang tidak mengejar-ngejarmu dan jauhilah orang-orang
yang mengejar-ngejarmu”.
Saudaraku...
Muhasabah merupakan Qadayah Imaniyah (Masalah Keimanan). Salah satu
karakteristik seorang muslim yang beriman adalah selalu bermuhasabah (evaluasi
diri). Dimanapun dan
kapanpun, setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun yang berlalu tak lepas
dari mengintrospeksi diri. Dengan muhasabah inilah, kita dapat meningkatkan kualitas
keimanan kita. Salah satu sarana evaluasi diri adalah saat menunaikan Shalat.
Karena itu, shalat yang khusyu’ mengantarkan seseorang pada derajat keimanan
yang paling tinggi.
Seorang sahabat
Rasululah SAW, Sayyidina Umar r.a. mengatakan : ”Hisaplah diri kalian sebelum
kalian di hisap. Timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Karena sesungguhnya
hisapan hari ini lebih baik dari hari esok (kiamat)”.
Abu Bakar Ash-shiddiq
r.a mengatakan : ”Lidah inilah yang menjerumuskan saya ke dalam dosa. Ingin
saya menjadi pohon saja yang dimakan dan dilumat dan tidak diminta
pertanggungjawaban”.
Sumber : http://wad5ive.multiply.com/tag/muhasabah
Sumber : http://wad5ive.multiply.com/tag/muhasabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar